Sinopsis Heartstrings episode 3 :
~ Chapter 3 ~
Juara
Lee
Shin menyanyikan lagu buatannya sendiri dengan hatinya. Mengingat
kejadian-kejadian lampau yang ia alami buat lagu yang ia nyanyikan jadi
tambah menyentuh.
Engga
ada jingkrak-jingkrak ala rocker yang biasa dilakuin fans Lee SHin.
Semuanya hening, menikmati alunan sendu dari lagu yang Lee Shin
nyanyikan.
Memory Lee Shin kembali ke kenangan-kenangan itu..
Tentang ayahnya...
Dan
engga beda jauh dengan Gyu Won. Lagu Lee Shin mengingatkan dirinya
dengan perseteruan petamanya dengan Lee Shin. Membandingkan Lee Shin
saat itu dengan Lee Shin yang kali ini tengah bernyanyi di panggung.
Satu orang yang sama dengan feeling yang berbeda.
Perform
Lee Shin selesai. Gyu Won keluar dari kafe dan mencoba berbicara pada
Lee Shin "Maaf.." kata Gyu Won. "Waktu itu.. Di kelas, aku berusaha
untuk mengabsenkanmu, tapi aku malah ketauan. Kita harus membuat laporan
refleksi. Aku bilang dari awal kalau hal itu tidak akan berhasil." Kali
ini engga ada wajah kesal Gyu Won. haha.
Tapi, jawaban Lee Shin malah buat wajah kesal itu kembali. "Ketika Kau menulis punyamu, tuliskan satu untukku juga."
Gyu Won menyilang tangannya dan berkata keras, "Tidak. Tidak... "
"Budak tidak berguna." gumam Lee Shin.
"Apa?"
"Apa gunanya kau?" kata Lee Shin ia menaiki sepedanya kemudian pergi meninggalkan Gyu Won.
Gyu Won kesal, darahnya naik ke ubun-ubung. Ia menyumpahi Lee Shin, "Aku berharap sepedamu rusak!"
Dan, see.. Sumpah itu bakal terjadi di scene selanjutnya... Hahaa..
Seperti
biasa, Lee Shin menyempatkan diri untuk menemui Yoon Soo. Tapi, kali
ini ada alasan kuat kenapa Lee Shin harus menemui Yoon Soo. Lee Shin
hanya ingin berbagi kebahagiaannya.
"Ada apa?" tanya Yoon Soo, yang engga terlalu suka dengan sikap Lee Shin yang care.
"Aku hanya. . ."
Yoon Soo menyela, "Aku tidak memintamu untuk datang ke sini? Jika Kau seperti ini maka aku. . . "
Lee
Shin langsung menjawab, "Hari ini, aku pergi menemui ayahku. Aku hanya
ingin memberitahukan hal itu pada seseorang. Aku pergi." ucap Lee Shin.
Belum jauh Lee Shin pergi, Yoon Soo memanggilnya. "Shin. . . Itu bagus." kata Yoon Soo.
Lee Shin tersenyum, "Terima kasih."
Aish, Lee Shin selalu jadi kucing imut yang manis saat di depan Yoon Soo, tapi berubah jadi macan tutul saat bersama Gyu Won.
Pengumuman
tentang Audisi pun dipajang, "Wow! Ada audisi untuk perayaan seratus
tahun-an kampus!" seru mahasiswa yang datang untuk melihat persyaratan
audisi.
Di
bagian universitas tengah mengadakan rapat perihal rencana acara akbar
seratus tahunnya universitas mereka. Tae Joon menjelaskan tentang
struktur panitia acara itu. "Yang bertanggung jawab untuk musik adalah
Teacher Hong Mi Ran dari Departemen Musik Terapan. Dan yang bertanggung
jawab atas koreografi adalah Jeong Yoon Soo dari Departemen Tari."
Seok Hyeon langsung menyela dan menyindir Yoon Soo. "Dalam situasi ini, kita harus berpura-pura tidak saling kenal, kan?"
Dan suasana jadi berubah panas.
"Yang bertanggung jawab untuk mengatur acara adalah Kim Yeong Min dari Departemen Drama." kata Tae Joon.
"Ya,
aku Kim Yeong Min. Aku sudah mendengar banyak tentang bagaimana Kau
sukses saat di luar negeri. Kau lebih muda daripada yang aku bayangkan."
ujar Yeong Min pada Seok Hyeon.
"Aku hanya terlihat muda." jawab Seok Hyeon.
" Aku mendengar bahwa semua kinerja diubah secara keseluruhan."
Seok
Hyeon menjawab, "Ya. Konsep kinerja kerja juga harus diubah. . .
Bahkan, aku sudah merevisi hal itu. Apakah ada masalah dengan hal itu?
Seorang gadis yang memiliki impian untuk menjadi bintang. Gadis itu juga
sangat mecintai kekasihnya. Untuk mencapai mimpinya, dia harus
meninggalkan kekasihnya. Namun, karena kecelakaan, dia tidak dapat
mencapai impiannya dan harus kembali." lagi-lagi Seok Hyeon menyindir
Yoon Joo. Yoon Joo hanya terdiam dan engga berkata apa-apa.
Agar suasana engga bertambah buruk, Tae Joon langsung memanggil Seok Hyeon. "Seok Hyeon, kita perlu bicara."
"Bukankah kita sudah berbicara?" kata Seok Hyeon.
Mereka
berbicara di luar ruangan. Tae Joon mengawali pembicaraan yang
mengusung topik utama Profesor Yoon Soo."Apa sebenarnya rencanamu?"
"Apa?"
"Haruskah Kau memperlakukan Yoon Soo seperti itu?" tanya Tae Joon.
"Pernahkah Kau mendengar tentang masalahku?" jawab Seok Hyeon.
" Jangan memprovokasi dirinya." Tae Joon ada di pihak Yoon Soo. "Semua
sudah cukup sulit baginya. Jangan pernah. . . melakukan apa pun yang
bisa menyakiti Yoon Soo."
"Hyeong, kau suka Yoon Soo?" tanya Seok Hyeon pada hyungnya.
"Apa?"
"Sepertinya
Kau tidak mengerti dirinya." Seok Hyeon melanjutkan kata-katanya. "Yoon
Soo. . . tidak serapuh yang Hyeong pikirkan. Lebih dari aku, lebih dari
Hyeong, dia bahkan lebih lebih kuat dari siapapun."
"Jangan bicara seolah-olah hanya Kau yang mengerti Yoon Soo. Enam tahun
adalah waktu yang sangat lama. Jika Kau hanya bermain-main, maka
berhenti saja. Aku akan meyakinkan kepala sekolah."
Seok Hyeon langsung menjawab, "Aku menolak untuk menyerah sekarang.
Sebaliknya, pembicaraan ini telah membuatku lebih bersemangat. Aku akan
bertahan sampai akhir." kata Seok Hyeon mengakhiri pembicaraan.
Suka banget sama scene bagian ini.. Hhahaa.. Lee Shin Gyu Won, ke-childish-an mereka keluar. hahaa :P
"Aku sangat menyesal." kata Gyu Won.
Lee Shin juga berkata sama, "Aku menyesal."
"Apakah
Kalian berdua itu CC?" tanya sang profesor setelah beberapa
memperhatikan tugas mereka.(CC – Campus Couple) "Apa? Apakah kalian
memiliki?"
"Tidak.Tentu saja tidak. Itu tidak mungkin." kata Gyu Won yang pertama kali menyangkal.
"Aku memiliki standar yang tinggi." Lee Shin menambahkan.
"Jika
kalian tidak memiliki hubungan, maka mengapa Kau mengabsenkannya saat
itu? Apakah itu cinta bertepuk sebelah tangan?" tanya Profesor, ia
menatap tajam ke arah Gyu Won.
"Apa? Tidak, bukan seperti itu." jawab Gyu Won.
"Kalian tidak memiliki hubungan dan tidak menjalin cinta. Juga bukan
pasangan yang bertepuk sebelah tangan. Lalu apa hubungan kalian berdua?
Baca ini." Profesor memberikan tugas mereka dengan bersilang. Lee Shin
membacakan tugas Gyu Won. Sedangkan Gyu Won membacakan isi dari tulisan
Lee Shin.
Pertama, Lee Shin membacakan isi tugas Gyu Won.. Sumpah, ngakak liatnya
"Profesor terhormat, Di kelas saat itu aku mengabsenkan siswa lain, dan membuat profesor marah".
"Aku
sangat, sangat, sangat menyesal. Aku benar-benar, benar, merenungkan
tindakanku. Mulai sekarang, Aku benar-benar, benar-benar,
benar-benar,akan melakukan yang terbaik. akan benar-benar, benar-benar
tidak akan pernah melakukan hal itu lagi. Aku akan menjadi mahasiswa
yang yang terbaik." kata Lee Shin dengan menekankan kata-kata yang
diulang-ulang itu.
"Giliranmu." suruh Profesor pada Gyu Won.
Gyu Won membacakan isi tugas Lee Shin.
"Kelas kemarin adalah sangat penting. Aku tidak memberitahumu bahwa aku
menggunakan siswa lain yang tidak berguna untuk mengabsenkanku." Gyu Won
menghentikan bacaaannya.
Ia menatap Lee Shin kesal. "Siapa siswa yang tidak berguna?" Gyu Won tersinggung dengan kata-kata Lee Shin di tugasnya itu.
"Miss
Lee Gyu Won. Kau benar-benar, benar-benar, benar-benar tidak tahu?"
jawab Lee Shin. Hahaha.. Pengulangan penekanan katanya itu lho, haha..
gokil..
"Hei!" teriak Gyu Won.
"Apa yang kalian berdua lakukan? Awalnya, aku hanya ingin kalian
menulis tulisan refleksi yang sederhana, tetapi tampaknya ini tidak
cukup. Kalau begitu, kalian harus merapikan segala sesuatu di ruang
ganti di departemen Drama." kata Profesor.
Mereka
masuk ke sebuah ruangan yang amat sangat berantakan, "Apakah mungkin
untuk menyelesaikan itu semua ini, hari ini?" tanya Gyu Won. "Sepertinya
itu akan melelahkan. . . . . "
Lee Shin melimpahkan masalahnya pada Gyu Won. "Sebenarnya, semua ini bisa saja dilakukan oleh satu orang, mengerti?"
"Apa maksudmu? Kenapa aku harus melakukan semua itu sendirian?" kata Gyu Won.
"Apakah Kau bodoh? Kau adalah budakku, bukan? Aku akan mengawasimu." jawab Lee Shin.
"Kau tidak punya perasaan." kesal Gyu Won. "Bagaimana bisa satu orang melakukan semuanya?"
"Jika Kau tidak buru-buru, Kau tidak akan bisa pulang hari ini." ujar Lee Shin.
"Lee
Shin! Hei, jadi ini adalah apa Department Drama. Mengapa aku membuat
taruhan dengan cowok itu? Kehidupanku." keluh Gyu Won. Ia mulai
membereskan pakaian yang berserakan.
Saat
tengah membereskan barang-barang, Gyu Won menemukan sebuah topi. Karena
penasaran, Gyu Won memakainya. Melihat ke cermin dan langsung bergaya
koboi.
Lee Shin tersenyum kecil saat melihat tingkah Gyu Won.
Ide
cemerlang langsung muncul di otak Lee Shin. Karena suasana sangat
membosannya buat dirinya, harus ada hal yang bisa buat menghilangkan
kebosanan itu.
"Sepertinya gaun ini akan cocok untukmu. Cobalah." Lee Shin memberikan sebuah gaun ala princess pada Gyu Won.
"Apa? Kau bercanda?. Pakai saja sendiri." seru Gyu Won.
"Pakai." suruh Lee Shin.
Yah, dimana-mana budak harus patuh. Haha.. Gyu Won memakai pakaian princess itu dan menunjukkannya pada Lee Shin.
"Apa kau senang?" tanya Gyu Won.
"Ganti." suruh Lee Shin.
"Hei!" Gyu Won kesal.
"Oh,
begitu membosankan." jawab Lee Shi setelah Gyu Won bersusah payah
berganti pakaian. Lee Shin berdiri dari duduknya, dan berjalan ke arah
pintu. Gyu Won kesal setengah mati dengan tingkah bossy Lee Shin. Ia
berjalan ke arah Lee Shin, tapi lagi-lagi Gyu Won terjatuh, pakaian
Princess yang panjang itu buat Gyu Won terpeleset.
Dan tiba-tiba...
Lampu Mati. Mati Lampu.
Di dalam gelap terjadilah percakapan.
"Apa yang terjadi? Lee Shin, kau di sana, kan?" tanya Gyu Won yang ketakutan karena gelap.
"Aku di sini. Jangan khawatir." jawab Lee Shin. What? Jangan khawatir.. whoaa..
Dan saat lampu kembali menyala..
Keduanya dalam posisi yang saling berdekatan.
Dan saat mereka saling bertatapan dalam jarak yang dekat.
Lee Shin yang pertama kali kaget melihat wajah Gyu Won yang hanya beberapa centi dari wajahnya.
"Cepat dan bersihkan. " kata Lee Shin terkejut sekaligus gugup.
"Menjengkelkan. " kata Gyu Won yang masih ketakutan.
Mereka selesai membereskan ruangan.
"Kau sudah bekerja keras. Selamat tinggal." sapa Lee Shin acuh sebelum ia pergi.
Gyu Won mendadak bertanya, "Hei. Kau, kenapa kau tidak datang ke kelas waktu itu?"
"Kau tidak perlu tahu." jawab Lee Shin.
"Ini semua karenamu jadi kita harus menulis tulisan refleksi itu." keluh Gyu Won.
Lee Shin berkata bijak, "Orang yang kalah itu kau. Kau seharusnya menang
kalau tidak ingin dirugikan. Kau tidak punya hal lain untuk dikatakan,
kan? Aku pergi."
"Pelit." ejek Gyu Won pada Lee Shin.
"Apa?" Lee Shin berbalik kemudian melemparkan kunci sepedanya pada Gyu Won.
"Apa ini?" tanya Gyu Won.
"Kunci sepedaku. Karena kau, bannya kempes. Perbaikilah." kata Lee Shin.
Kutukan Gyu Won berhasil.. haha.
"Mengapa karena aku?" tanya Gyu Won yang engga mengerti, apa hubungannya ban kempes dengan dirinya.
"Bukankah Kau yang mengutukku kemarin sehingga banku kempes?" jawab Lee Shin.
"Jadi banmu benar-benar kempes?" Gyu Won menahan tawanya, tapi kemudian ia terbahak.
"Apakah itu lucu?" tanya Lee Shin kesal.
"Ya, sangat lucu." Gyu Won engga bisa berhenti tertawa.
"Pompa itu sampai benar-benar penuh." suruh Lee Shin sebelum ia pergi.
Gyu
Won menuntun sepeda Lee Shin, ia risih saat yang lain melihatnya dengan
tatapan aneh. "Ini agak sulit untuk menjaga emosiku. Padahal, Aku
baik-baik saja sebelumnya." gumam Gyu Won.
Tiba-tiba,
Hee Joo melihat Gyu Won yang membawa sepeda Lee Shin. Dengan sinis, Hee
Joo bertanya, "Apa ini? Itu sepeda tercintanya Lee Shin."
"Ya, mengapa? Siapa Kau?" tanya Gyu Won.
"Apa hubungan Kau dengan Lee Shin?" tanya Hee Joo.
Gyu Won membalikan pertanyaannya, "Lalu apa hubungan Kau dengan dia?"
Hee Joo berkata dengan percaya diri, "Apakah kau tidak tahu aku? Aku dari Departemen Drama, Han Hee Joo."
Dengan polosnya Gyu Won menggeleng, "Aku tidak tahu. Ah, kau seorang performer kan?" terkanya.
"Pokoknya, itu sepeda sangat mahal. Hati-hati dengan itu." jawab Hee Joo.
"Sepeda seperti ini mahal? Bagaimana bisa begitu mahal?" gumam Gyu Won. Ia menendang sepeda Lee Shin.
"Biarkan
aku menjelaskan kepadamu. Jangan berpikir untuk menguntit Lee Shin.
Tapi, karena penampilanmu, Lee Shin juga tidak akan tertarik." kata Hee
Joo.
"Siapa yang menguntit dia. . . " jawab Gyu Won.
"Satu hal lagi. . . Jangan pernah berpikir untuk merayu Profesor Kim Seok Hyeon." ucap Hee Joo sebelum ia pergi.
"Benar-benar
membuat orang kesal. Siapa dia? Dia seperti macan tutul." Gyu Won
bergumam kesal. "Sepeda bodoh, sama seperti Lee Shin." Gyu Won memaki
sepeda Lee Shin. hihii.
Punya pengalaman mompa sepeda? Berat kan?
Tapi karena kekesalan Gyu Won pada Lee Shin, memompa sepeda jadi hal yang mudah buat Gyu Won.
Dengan segenap (?) kekuatan yang ia miliki, Gyu Won memopa sepeda Lee Shin sampai full.
Dengan tenaga yang tersisa, Gyu Won menemui Lee Shin di tempat pentasnya.
"Kau
bermain cukup baik. Apakah Kau dari Departemen Musik Terapan?" kata
Seok Hyeon yang kebetulan ada di tempat yang sama dengan Lee Shin.
Lee Shin engga merespon apapun.
Seok Hyeon sedikit tersinggung, "Apakah Kau mengabaikanku?"
Kemudian, Gyu Won datang. "Lee Shin." panggilnya.
"Halo." kata Gyu Won saat melihat Seok Hyeon.
"Oh, kau di sini."sapa Seok Hyeon.
Seok
Hyeon kembali berkata pada Lee Shin, "Baik, jadi kau mengabaikanku. Aku
memaafkanmu. Kau tahu ada audisi untuk untuk perayaan seratus tahunan
kampus, kan? Jika Kau tertarik. . . "
Tanpa sempat melanjutka kata-katanya Lee Shin langsung menolak, "Aku tidak tertarik."
Seok Hyeon melanjutkan kata-katanya, "Bahkan jika Kau tidak
peduli. . . Kau setidaknya harus berpura-pura kalau Kau peduli dan
bersikap sopan pada orang yang lebih tua darimu."
"Audisi?" Gyu Won yang telrihat paling antusias saat mendengar kata audisi.
"Mengapa? Apakah Kau tertarik?" tanya Seok Hyeon.
Gyu Won langsung menggeleng. "Oh. Tidak, tidak."
Seok Hyeon menjawab, "Jika Kau melakukan dengan baik saat audisi, Kau
bahkan bisa mendapatkan peran utama wanita. Karena aku direkturnya."
"Peran utama perempuan?" terdengar sangat menarik buat Gyu Won.
Tapi Lee Shin malah tersenyum mengejek pada Gyu Won.
"Kenapa kau tertawa? Apakah Kau mengejekku?" tanya Gyu Won kesal.
Lee Shin engga menjawab apa-apa, Seok Hyeon yang menjawabnya, "Dia mengejekmu."
"Aku pergi." Lee Shin meninggalkan Gyu Won dan Seok Hyeon.
"Hei!"
Gyu Won melemparkan kunci sepeda Lee Shin. Ia berkata dengan nada aneh,
"Aku menaruh banyak udara ke dalam ban sepedamu, jadi Kau harus
berhati-hati saat mengendarainya. Jangan membuatnya meledak. Kau tidak
akan pernah tau kapan kau mengalami nasib buruk." kata Gyu Won seolah
Lee Shin bakal celaka karena ban yang baru saja Gyu Won pompa. haha
Tapi... Jawaban yang terduga keluar dari mulut Lee Shin, "Tapi aku ingin mendengarmu bermain gayageum lagi."
"Apa?" Gyu Won heran mendengarnya.
Lee
Shin pergi. Gyu Won berbicara dengan Seok Hyeon. "Bagaimana? Apakah Kau
ingin berpartisipasi dalam audisi? Tampaknya mereka juga akan
memberikan beasiswa!"
"Beasiswa?" Gyu Won lagi-lagi tertarik mendengar kata beasiswa.
"Apa,
kau menyerah?" tanya Yoon Soo saat ia bertemu dengan Seok Hyeon. Hei,
mereka masih saling menyukai satu sama lain. Tapi karean Yoon Soo enggan
mengakui kesalahannya dan juga karena Seok Hyeon yang masih sakit hati
karena diabaikan oleh Yoon Soo saat itu, jadilah hubungan mereka
renggang.
"Apa
maksudmu? Bagaimana dengan Kau sendiri? Apakah Kau ingin aku mengatakan
betapa kejamnya kau? Itulah sebabnya aku memberitahumu untuk menyerah."
jawab Seok Hyeon.
"Tidak,
aku tidak boleh menyerah, aku ingin tahu bagaimana Kim Seok Hyeon
mengatur acara besar ini. Dan juga, aku tidak akan jadi orang pertama
yang menyerah. Aku hanya datang untuk mengatakan hal ini padamu." jawab
Yoon Soo.
"Saat itu, aku sangat menyesal." kata Seok Hyeon, ia mengakui kesalahannya yang sudah menjelek-jelekkan Yoon Soo saat rapat.
Gyu
Won sharing tentang perasaannya pada ayahnya via telepon. "Aku sangat
kesal karena diejek oleh orang itu. Tapi aku benar-benar ingin
mendapatkan beasiswa tersebut." kata Gyu Won, ia menceritakan tentang
keinginannya untuk mengikuti audisi.
"Jadi Kau ingin mencoba?" tanya ayah.
"Aku belum tahu. Ada juga kompetisi musik tradisional. Ayah, Bagaimana menurutmu?" tanya Gyu Won.
"Kau
tidak perlu khawatir tentang beasiswa itu, ayah bahkan akan mengirimkan
jumlah banyak ke rekeningmu. Tapi, kau juga harus melakukan sesuatu
yang berkesan saat di universitas. Kau harus mencoba hal yang berbeda,
untuk mencari tahu apa yang sebenarnya Kau inginkan." jawab Ayah.
Gyu Won teringat kakek, "Tetapi jika Kakek tau, apa yang harus aku lakukan?"
Ayahnya tersenyum, "Ah, kalau itu aku tidak dapat bertanggung jawab."
"Yah, ayah.. "
Setelah selesai menelpon ayahnya, Gyu Won tiba-tiba teringat kata-kata Lee Shin.
"Tapi aku ingin mendengarkan Kau bermain gayageum lagi." Mengingat kata-kata itu buat Gyu Won tersenyum dan bersemangat untuk memainkan gagayeum.
Pagi harinya, "Oke, aku sudah memutuskan. Mari kita berpartisipasi dalam audisi." kata Gyu Won dengan menggebu-gebu.
"Benar? benar?" tanya yang lain.
Lalu semua teman Gyu Won bersorak, "Windflower, Fighting!"
Hari-hari menjelang audisi. Semua peserta sibuk mengasah keterampilannya masing-masing..
10 hari sebelum audisi..
9 hari sebelum audisi..
8 hari sebelum audisi..
7 hari sebelum audisi..
7 hari sebelum audisi.. Hahaa..
Yang lain sibuk, Lee Shin masih tertidur nyenyak di perpustakaan yang sepi.
5 hari sebelum audisi.. Hahaa..
Seok Hyeon mendatangi Tae Joon, "Aku sibuk mempersiapkan semuanya. Ada apa?" jawab Tae Joon.
"Bagaimana dengan Gi Young?" tanya Seok Hyeon. "Aku belum melihatnya."
Tae Joon menjawab, "Ia drop out dari semester terakhir."
"Drop out?" Seok Hyeon terkejut mendengarnya.
"Sepertinya dia tidak ingin kembali ke sekolah ini lagi."
"Kau tau di sekolah mana ia sekarang?" tanya Seok Hyeon.
Tae
Joon kesal mendengar nama Gi Young, "Gi Yeong tidak saja mengacaukan
sekali atau dua kali pertunjukan. Dan demam panggung tidak dapat mudah
disembuhkan. Bahkan jika Kau menemukannya, ia tidak akan setuju untuk
hal itu."
Seok Hyeon langsung menjawab, "Bagaimana jika dia setuju? Jika Gi Yeong setuju, maka Kau harus memberikan persetujuanmu?"
"Baiklah, tapi biarkan ia melewati audisi. Jika dia mampu lolos di audisi, maka aku akan melakukan hal itu." Jawab Tae Joon.
Soo Myung mengantar Seok Hyeon ke tempat Gi Young melanjutkan studynya setelah keluar dari universitasnya.
Aku datang." kata Soo Myung menyapa Gi Young.
"Kau
tidak sibuk sama sekali. Apakah sekolah berjalan dengan baik?" tanya Gi
Young. Saat Gi Young melihat ke arah Soo Myung, ia terkejut saat
melihat kedatangan Seok Hyeon.
"Aku juga diseret kesini olehnya." kata Soo Myung.
Seok Hyeon langsung berkata, "Aku menjadi pengarah di acara besar perayaan seratus tahunan kampus."
"Itu bagus." jawab Soo Myung sebelum ia pergi.
"Jadilah,
peran utama laki-lakinya. Aku membuka pintu belakang untukmu." kata
Seok Hyeon memberikan peluang pada Gi Young. "Kau harus berterima kasih
padaku."
Gi Young menjawab, "Apakah Kau punya hak untuk melakukan hal itu? Selamat tinggal."
Seok
Hyeon masih berusaha untuk membujuk Gi Young, "Gi Young. Karena
situasi, Kau harus berpartisipasi dalam audisi. Jadi siapkan lagu yang
terbaik, oke?" kata Seok hyeon dengan mengeraskan suaranya.
"Ini adalah kesempatan yang baik. Kau akan merasa nyaman karena dia direkturnya." bujuk Soo Myung.
"Aku sudah bilang bahwa aku sudah tidak akan berakting lagi." jawab Gi Young.
"Jangan berbohong. Kau bahkan sedang berakting saat ini."
Gi
Young marah, "Memangnya kenapa kalau aku ingin berakting lagi?
Seseorang yang bahkan tidak bisa berdiri di atas panggung dan menggigil
ketakutan, apa bedanya jika ia ingin berakting? Jangan ikuti aku." kata
Gi Young, ia lalu pergi.
Menjelang audisi Hee Joo semakin intensive berlatih.
Dan ia selalu punya Joon Hee yang setia menunggunya.
"Eonni. Ini. Aku akan memberimu tumpangan." kata Joon Hee.
"Apa? Aku sudah memberitahumu untuk tidak muncul di depanku lagi?" kata Hee Joo kesal.
"Orang-orang cantik harus dilindungi." jawab Joon Hee seraya tersenyum.
Hee Joo memperhatikan penampilan Joon Hee yang berbeda, "Dia tampak seperti drummer sekarang." katanya.
Dan akhirnya, Hee Joo bersedia diantar pulang oleh Joon Hee.
"Senang.. Yahoo! Apakah Kau bahagia eonni?" tanya Joon Hee.
Tapi.. Tiba-tiba..
Hujaaaan...
Hee Joo mengomel sepanjang perjalanan karena hujan yang semakin deras.
"Apa ini! Aku basah kuyup!" omel Hee Joo saat ia sudah sampai di rumahnya.
" Laporan cuaca tidak mengatakan bahwa hari ini akan hujan!" jawab Joon Hee.
"Jika aku masuk angin, aku akan membunuhmu." kata Hee Joo.
Joon Hee langsung mengeluarkan cokelatnya, "Makan ini untuk menyembuhkan dan menghangatkan badamu, ok?"
Ditawari
cokelat, Hee Joo semakin tambah marah "Apa maksudmu? Aku sudah sangat
lapar. Kau, jangan muncul di depanku lagi. Jika Kau muncul kembali, aku
benar-benar tidak akan membiarkanmu pergi. " kata Hee joo sebelum ia
masuk ke rumahnya.
"Eonni, Istirahat dengan baik." kata Joon Hee.
Dan
ia kembali berpuisi, "Suatu hari, Kau suka berkeliaran di kesepian yang
tak berujung. . Dan tiba-tiba kau menangis, oh natasha... "
Hee Joo baru saja merapikan dirinya dan ibunya datang, "Hee Joo, besok adalah audisi. Apakah Kau yakin?"
"Tentu saja. Siapa lagi yang bisa memainkan peran utama selain aku?" jawab Hee Joo.
"Apa aku harus berbicara dengan professor agar kau lulus audisi?"
"Lupakan saja. Mengapa Kau melakukan itu? Kekuatanku sudah cukup." jawab Hee Joo dengan pasti.
"Tapi.. Jika pecundang beruntung, dan ia akan menang dan lolos audisi, banyak lagi yang akan dipermalukan!" jawab ibunya.
Hee joo langsung mengerutkan keningnya, lalu ibunya tertawa "Gadis ini menakutkan!"
"Lapar?"
keluh Hee Joo. Merasa lapar, ia langsung ingat Joon Hee dan cokelatnya.
Tapi, Hee Joo langsung menghilangkan Joon Hee dari pikirannya. Ia lalu
menimbang berat badannya. "Aku masih perlu kehilangan 500 g dari berat
badan tubuhku." katanya.
Karena terlalu giat berlatih, Joon Hee engga memperhatikan kesehatannya.
Badannya yang kelelahan, belum lagi kehujanan membuat badannya drop dan
ia terkena flu.
"Apakah kita semua siap?" tanya Seok Hyeon pada Soo Myung.
"Ya. Kita dapat memulainya segera setelah para profesor tiba."
"Soo Myung, kau haru buru-buru pergi dan bawa Gi Yeong." ujar Seok Hyeon. "Bawa dia ke sini, seret dia jika perlu."
"Hee
Joo, mendengarkan mama. Demammu sangat tinggi. Bagaimana Kau bisa ikut
ambil bagian dalam audisi dalam kondisi seperti ini?" kata Ibu Hee Joo.
Kondisi badan Hee Joo benar-benar lemah.
"Aku ingin pergi. Aku harus pergi!" jawab Hee Joo. Latihannya selama ini akan sia-sia kalau hari ini ia engga mengikuti audisi.
"Bahkan jika Kau tidak berpartisipasi dalam audisi itu, ayahmu yang akan mengurus semuanya." jawab ibunya.
Tapi, memang Hee Joo harusnya beristirahat untuk memulihkan
kesehatannya. Saat hendak berjalan keluar rumah, Hee Joo jatuh pingsan
dan ibunya segera membawanya ke rumah sakit.
Audisi terus dimulai, satu persatu peserta menunjukkan kemampuannya masing-masing dan juri siap menilainya.
Soo Myung masih bersikeras untuk membujuk Gi Young agar mau mengikuti audisi. Ia bahkan berbohong, "
Ada kesalahan dalam hasil semester lalu. Jadi kau harus kembali ke
kampus untuk mengklarifikasinya. Mengapa aku berbohong padamu?"
Gi Young berpikir, tapi Soo Myung masih berusaha mendorong-dorongnya untuk masuk ke dalam mobil.
"Profesor Im bukan jenis orang yang khawatir tentang hal ini." gumam Soo Myung.
"Ah.
Membosankan. Bosan? Bosan? Aish, bosan!" keluh Joon Hee. Ia kemudian
dapat ide. " Aku sangat bosan, kenapa aku tidak pergi ke audisi juga?"
"Audisi? Apa yang akan Kau lakukan?" tanya yang lain.
"Beatbox." jawab Hee Joo sembari mempraktekan kemampuan beatboxnya.
"Hee Joo eonni akan audisi hari ini. Ayo kita pergi dan menghibur dia." ujar Joon Hee seraya pergi.
Yang lain mencoba menghentikan, "Hei! Hei! Hei! Jangan menyebabkan masalah!"
Di tempat lain, Lee Shin pergi untuk menemui ayahnya.
Mereka kembali memainkan musik dengan nada baru.
Di
tempat audisi, Joon Hee melihat kesekitarnya. "Eonni datang kemari
lebih dulu kah? Bukankah Hee Joo eonni di sini?" tanyanya pada dirinya
sendiri.
"Apakah Hee Joo eonni ada di sini?" tanya Joon Hee pada Seok Hyeon.
"Dia belum datang." jawab Seok Hyeon.
"Kapan Eonni datang?" tanya Joon Hee.
"Apakah Kau cedera kepala?" tanya Seok Hyeon kesal, karena Joon Hee sedikit mengganggu proses audisi.
Dengan polosnya, Joon Hee menjawab "No, kepalaku tidak terluka?"
Wahaaha..
Joon Hee benar-benar mengganggu jalannya audisi. Saat ada satu group
yang perform, tanpa aba-aba Joon Hee ikut bergabung dan ikut menari
bersama group itu.
Soo Myung masih berusaha memaksa Gi Young. Ia bahkan benar-benar menyeret Gi Young masuk ke dalam ruang audisi.
Gi Young dipaksa masuk ruang audisi. Seok Hyeon tersenyum saat melihat Gi Young datang.
"Anak ini. . . Sudah ditolak beberapa kali, namun Kau masih datang ke audisi?" kata Seok Hyeon.
Gi Young gugup.
"Gi Yeong, Kau. . . " Profesor Im Tae Joon engga menyukai kedatangan Gi Young.
"Kau harus membiarkan orang untuk bebas ikut audisi." kata Yoon Soo yang saat itu sebagai juri.
"Kau sudah datang ke sini. . . Mulai. . . Tak ada waktu. Jika Kau akan
melakukan audisi, maka lakukanlah dengan cepat." kata Profesor Im Tae
Joon.
Gi Young menjawab, "Aku tidak akan ber-acting. Maaf." ia lalu pergi.
Tanpa langkahnya terhenti karena Seok Hyeon memanggilnya, "Hyeon Gi Young."
Profesor Im Tae Joon engga memperdulikan Gi Young, ia malah memanggil peserta audisi yang lainnya.
"Berikutnya!"
Kali ini giliran Wind Flowernya Gyu Won yang beraksi.
"Halo semuanya, kami dari Departemen Musik Tradisional Windflower." ucap Gyu Won dan teman-temannya.
Seok Hyeon masih berusaha untuk menahan
Gi Young. Saat Gyu Won memperkenalkan kelompoknya, Seok Hyon malah
berkata pada Gi Young.. "Hyeon Gi Young. Jika Kau pergi sekarang. . .
Kau tidak akan mendapat kesempatan lain. Ini adalah kesempatan
terakhirmu."
Mendengar
apa yang Seok Hyeon katakan, Gyu Won langsung memandang ke arah Gi
Young. Pandangannya seolah berkata, apa yang terjadi??
"Jangan pedulikan dia. Mulai." kata Profesor Im Tae Joon.
"Ya." jawab Gyu Won.
"Apakah Kau ingin selamanya menjadi pohon dalam pertunjukan tari? Gi Yeong." kata Seok Hyeon.
"Mari kita mulai." Gyu Won dan teman-temannya mulai menunjukkan kemampuan mereka dalam memainkan alat-alat tradisional.
Dan,
siapa sangka. Gi Young pun akhirnya menunjukkan bakat terpendamnya. Ia
bernyanyi. Gi Young bernyanyi selaras dengan alunan musik yang dimainkan
oleh Gyu Won dan teman-temannya.
Juri terpukau dengan penampilan Gi Young. "Ya. Benar-benar bagus." "Benar-benar menakjubkan!"
Profesor Im Tae Joon berkata, "Mengapa Kau memiliki keterampilan seperti itu tapi kau tidak menunjukkannya saat pertunjukan?"
Seok Hyeon tersenyum lega. "Kau sudah bekerja keras." katanya pada Gi
Young. "Kau juga telah bekerja keras." Seok Hyeon berkata pada Gyu Won
dan teman-temannya.
"Siapa
orang itu? Benar-benar hebat! Aku hampir menangis mendengar suaranya. .
." ujar teman-teman Gyu Won yang terpesona pada Gi Young.
Gyu Won berkata "Kita tidak pernah berlatih bersama sebelumnya. . .Bagaimana ia bisa menyanyikannya dengan sempurna?"
Gyu
Won lalu tersenyum, itu hal yang menakjubkan, bisa berkolaborasi dengan
orang yang engga dikenal dengan hasil yang sangat mengagumkan.
Gyu Won mengirim pesan pada ayahnya.
~Berpartisipasi dalam audisi itu terasa sangat menarik,
dan juga sangat membuatku bersemangat.
Aku benar-benar akan mencoba untuk melakukan yang terbaik.~
Teman-teman Gyu Won memanggil Gyu Won.
"Gyu Won. Kita akan makan. Apa kau akan ikut?"
Gyu Won menjawab, "Kakek ada di rumah. Aku harus segera pulang cepat. Bersenang-senanglah."
"Halo?
Dia sudah dirawat di rumah sakit karena demam tinggi. Tampaknya ia
akan tinggal di rumah sakit selama beberapa hari. Tapi tetap, aku
menyerahkan semuanya padamu. Dia sangat khawatir tentang audisi.
Profesor harus lebih peduli. Aku tahu, itu juga sangat sulit bagimu."
ibu Hee Joo menelpon profesor Im Tae Joon.
"Ok, aku mengerti. Ya, aku akan menanganinya." jawab Profesor Im Tae Joon.
"Dia
tengah rumah sakit karena demam. Apa yang harus dilakukan? Apa kita
perlu tambahan audisi untuk besok atau. . . audisi hanya formalitas."
kata Profesor Im.
Seok Hyeon langsung menjawab, "Bukankah kita sudah memutuskan kalau jika
mereka tidak lulus audisi, tidak peduli siapa itu, mereka tidak dapat
ikut bergabung?"
Itu artinya, Hee Joo tidak dapat ikut berpartisipasi dalam acara kampus
itu. Tapi, who knows? Bakal ada keajaiban datang dari Joon Hee, special
buat Hee Joo.
Di rumah sakit, Hee Joo terus saja menangis menyesali ketidak terlibatan dirinya dalam acara besar kampusnya.
"Kemana Gyu Won eonni pergi?" tanya Joon Hee pada Bo Woon.
"Dia pulang untuk memasak makan malam untuk Kakek nya." jawab Bo Woon.
Saat
sedang makan, Joon Hee mendengar kalau Hee Joo tidak bisa datang ke
audisi karena sakit. Sontak, Joon Hee khawatir dan langsung pergi
menemui Hee Joo di rumah sakit.
"Eonni." panggil Joon Hee dengan terengah-engah karena berlarin.
Hee Joo kesal saat melihat Joon Hee. "Get Out!"
"Apakah eonni sakit?" tanya Joon Hee.
"Karena kau, aku tidak bisa pergi ke audisi. Pergilah ke neraka."
"Kau sangat ingin ikut audisi?" tanya Joon Hee menyesal.
Bagaimana
pun juga, Hee Joo harus ikut berpartisipasi dan Joon Hee mengusahakan
hal itu. Ia secara pribadi menemui Seok Hyeon. Joon Hee memanggil
professornya, Direktur Hyeong.. hahaa..
"Direktur, Hyeong!" panggil Joon hee.
"Kau mengagetkanku." kata Seok Hyeon.
"Tidak dapatkah mengadakan audisi lagi?" pinta Joon Hee.
"Apa?"
"Hee Joo eonni tidak berpartisipasi dalam audisi kemarin."
Seok Hyeon memegang kepala Joon Hee. "Kepalamu tidak benar-benar terluka kan?" katanya.
Dan Joon Hee melanjutkan kata-katanya, "Eonni adalah yang terbaik,
benar-benar yang terbaik. Tapi. . . karena aku dia sakit dan tidak bisa
mengkuti audisi. Ini semua karena aku."
Seok Hyeon menjawab, "Kekuatan juga keberuntungan."
Joon
Hee berteriak, "Hyeong, Kau tidak mengerti tentang cinta. Cinta, aku
akan terus berjalan karenanya. Aku dapat berjalan seratus meter tanpa
terengah-engah, tapi aku hanya mengingat eonni, aku jadi terengah-engah.
Bukankah ini cinta?"
"Ya, itu terlihat seperti cinta. Berjuanglah!" kata Seok Hyeon sebelum ia pergi dengan mobilnya.
Tapi, Joon Hee terus mengejar Seok Hyeo.
Saat
sedang berlatih, teman-teman Lee Shin menyadari perubahan permainan
gitar Lee Shin. Mereka bertanya, dimana Lee Shin belajar bermain gitar
selama ini. Lee Shin tersenyum, "Apa permainan gitarku berubah?"
Teman-temannya menjawab, "Ya, lebih baik dan terdengar sangat damai."
Engga lama kemudian, Joon Hee menelponnya.
"Hyeong,
aku meminta bantuanmu. Ini adalah pilihan terakhirku. Kau harus
membantuku. Apakah Kau mengerti? Batalkan perform kita hari ini.
Semuanya harus berkumpul di ruang music.. " kata Joon Hee.
"Apa yang dia katakan?" tanya teman-temannya.
Lee Shin menjawab, "Kita akan membuat hati dengan lilin."
"Apa?"
"Dia tidak berpikir bahwa itu bisa dimakan, kan?" hahaa..
"Dia tidak sebodoh itu."
"Ya, dia memang bodoh."
Gyu Won mendapat telepon dari Lee Shin.
"Ada apa? Aku sedang makan." jawab Gyu Won pada Lee Shin.
"Siapa itu? Lee Shin?" tanya Bo Woon.
"Mmm. . . Apa yang terjadi? Apa? Lilin?"
Lee Shin menyuruh Gyu Won untuk membawakan lilin.. haha..
"Eonni." panggil Joon Hee pada Hee Joo.
"Mengapa Kau masih hidup? Aku kan menyuruhmu untuk mati?" omel Hee Joo.. hahaa.
"Aku
akan pergi dan mati, tapi itu nanti oke? Mari kita pergi eonni!" ajak
Joon Hee, ia meraih tangan Hee Joo dan mengajaknya keluar dari rumah
sakit.
"Apakah Kau gila?"
Joon Hee membawa Hee Joo untuk special perform di stage special buatan Joon Hee untuk Hee Joo.
"Ini akan jadi perform pertama eonni." kata Hee joo.
Dan audisi special pun dimulai..
Hee Joo feat The Stupid Band..
Dan
malam itu jadi malam yang paling menyenangkan buat Hee Joo. Kali
pertama ia melakukan aksi panggung tunggal seperti itu. Dan tentu saja
ia sangat berterimakasih pada Joon Hee.
Rasa terimakasih yang terselubung, berubah jadi rasa simpati Hee joo pada Joon Hee.
"Jangan berharap aku akan memaafkanmu karena hal kecil ini." Kata Hee Joo, saat Joon Hee mengantarkannya kembali ke rumah sakit.
"Maaf, karena aku... " Joon Hee masih menyadari kesalahannya.
"Lupakan saja, toh air telah tumpah.Itu. . . Apa kau punya cokelat?" tanya Hee Joo.
"Coklat? Oh, ini!" Joon Hee memberikan cokelatnya.
"Sama seperti pengemis yang membawa hal semacam ini." Hee Joo tanpa segan memakan cokelat pemberian dari Joon Hee.
Joon Hee senang bukan kepalang. "Kau makan cokelatku."
"Jika Kau mengatakan kepadaku terlebih dulu, aku tidak akan memakai piyama ini?" ucap Hee Joo.
" Eonni makan cokelatku. Eonni makan cokelat! Hee Joo eonni! Thank You!" teriak Joon Hee saat itu juga.
"Bahkan jika aku tidak dipilih, aku tidak menyesal. Ini adalah perform terbaik dalam hidupku, thank you." gumam Hee joo dalam hatinya.
Pengumuman Audisi.
Gyu Won dan Windflowernya lulus audisi..
"Semua
orang di sini telah lulus audisi. Selanjutnya, setiap orang harus
bekerja keras pada pertunjukan peringatan seratus tahun ulang tahun
kampus kita dan menerima pelatihan secara intensif. Pertama-tama. . ."
instruksi Seok Hyeon terhenti karena Lee Shin yang juga ada di aula.
"Apa yang membawamu kesini?" tanya Seok Hyeon.
"Kami tidak berpartisipasi dalam audisi!" kata Lee Shin.
"Aku merekomendasikannyaa. Karena kita mungkin perlu kelompok pengiring." kata salah satu profesor.
"Kami tidak tertarik. Cari orang lain saja" jawab Lee Shin.
Lee Shin hendak pergi, tapi langkahnya terhenti saat melihat Yoon Soo
berjalan di depannya. Lee Shin termangu, terpesona, ter.. ter... melihat
Yoon Soo.
Seok
Hyeon kembali memberikan instruksinya, "Pertama-tama, kita akan membagi
kelompok menjadi dua tim, tim acting dan juga anak-anak tradisional
akan bergabung dengan tim musik."
Gyu Won merasa dirinya ada di team musik tapi Seok Hyeon langsung
berkata, "Tunggu sebentar. Lee Gyu Won, bergabung dengan tim akting."
Gyu Won terkejut, "Eh? Aku? mungkin ada kesalahpahaman?"
"Gyu Lee Won akan berlatih dengan kelompok acting." kata Seok Hyeon.
Gyu
Won melihat ke sekelilingnya, barang kali Seok Hyeon salah mengenali
orang. Tapi, seketika itu, pandangannya terhenti saat melihat Lee Shin
tengah memandangi Yoon Soo.
Perasaan
Gyu Won langsung berubah kala itu, saat melihat Lee Shin yang tengah
memperhatikan Yoon Soo. Gyu Won berkata pada dirinya sendiri.
"Apa? Suasana ini, perasaan ini...?"
Baca di :